Belajar dari UNAIR, Menjadi Kampus Berkelanjutan*

Post a Comment
Tampilan slide show picture di beranda website Universitas Airlangga. Sumber fotounair.ac.id

Keberlanjutan bukan hanya berhubungan dengan lingkungan hijau melainkan konsistensi

Hal ini yang membuat Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya masuk dalam jajaran 15 perguruan tinggi terbaik dalam hal usaha keberlanjutan kampus versi pemeringkatan UI Green Metric 2020. Ada enam indikator penilaian yakni pengaturan lahan dan infrastruktur, energi dan perubahan iklim, pengelolaan sampah, pengelolaan air, transportasi, serta edukasi dan riset.

Sebagai world class university, aspek keberlanjutan tersebut dapat dipertanggungjawabkan mengingat UNAIR merupakan salah satu Perguruan Tinggi Nasional (PTN) tertua di Indonesia yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 November 1954, sesudah Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada (selengkapnya bisa dibaca di sini). Artinya, dalam rangka mengantisipasi masa depan, UNAIR patut dijadikan prototipe perguruan tinggi yang senantiasa adaptif.

Itu tampak dalam upayanya mencapai 17 indikator SDGs dalam penerapan tiga pilar perguruan tinggi. Komitmen itu tampak jelas ketika UNAIR mendirikan SDGs Center untuk membangun dan memperkuat ekosistem pembangunan berkelanjutan (bisa lihat di sini).

Tampilan halaman SDGs Center Unair. Sumber fotounair.ac.id


Ada pun aspek-aspek keberlanjutan yang digalakan oleh UNAIR antara lain:

Pertama, Energi dan Perubahan Iklim. Mengenai aspek ini, Direktorat Prasarana UNAIR berusaha meningkatkan efisiensi penggunaan energi di lingkunan kampus diantaranya pemanfaatan panel surya yang menghasilkan daya sebesar 123379,2 kWh, penggunaan lampu LED yang menghabiskan energi jauh lebih sedikit, penggunaan kran air otomatis, serta pendirian BAS (Building Automatic System) yang mengontrol fasilitas seperti AC, lighting, dan eskalator. Selain itu, untuk menekan banyaknya emisi karbon, kampus menyediakan sepeda angin dan sepeda listrik dan secara rutin melakukan uji emisi gas kendaraan yang masuk kampus. Bahkan, mahasiswa di bawah semester lima tidak diperkenankan membawa mobil.

Kedua, berkaitan dengan penataan lahan dan infrastruktur, UNAIR mulai memperbanyak ruang terbuka hijau. Setiap fakultas diwajibkan memiliki taman baik itu taman vertikal, hutan mini maupun rooftop. Selain itu, ada upaya pengelolaan sampah melalui komitmen mengurangi penggunaan kertas.





Ketiga, dalam hal pendidikan dan penelitian yang berkelanjutan, UNAIR merupakan penggagas vaksin merah putih (bersama BRIN) yang saat ini memasuki tahap uji klinis terhadap manusia pada awal Desember nanti (baca di sini). Tentu saja ini hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak dimensi keberlanjutan dari manajemen pendidikan Unair.

Keempat, aspek keterbukaan informasi menempatkan UNAIR pada posisi pertama dalam hal Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Hal ini didukung oleh adanya struktur organisasi PPID atau Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang memungkinkan publik mengakses proses dan hasil kebijakan kampus.


Mengakhiri ulasan ini, apa yang bisa kita pelajari dari pencapaian UNAIR? 

Perubahan perilaku hidup Anda yang ramah lingkungan adalah jawabannya

*artikel ini meraih juara harapan II kategori umum/mahasiswa. 





Yohanes W Hayon
Malas makan, rakus membaca, minder bertemu perempuan cantik, dan ingin menjadi dongeng

Baca juga

Post a Comment

Arsip Juara Kompetisi