6 Tindakan Sederhana Menjaga Sesama dan Lingkungan

Post a Comment


Ada begitu banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengatasi dampak lebih buruk dari kerusakan lingkungan hidup. Beberapa cara sederhana yang kadang luput dari perhatian manusia modern yang terlampau menekankan rasionalitas. 

Berikut ini saya menceritakan beberapa tantangan kecil yang cukup "merepotkan" jika dijalankan sebagai salah satu bentuk komitmen terhadap interaksi saya dengan sesama manusia dan lingkungan. Komitmen tersebut muncul setelah mengikuti iven yang membuat saya tergabung bersama teman-teman Eco Blogger Squad, sebuah wadah bagi teman-teman muda yang menaruh minat dan perhatian pada isu-isu lingkungan dan keberlanjutan kehidupan manusia di bumi. 


Meskipun minat itu terkesan begitu besar dan "wah" tetapi kami lakukan dalam tindakan konkret yang sangat sederhana. Salah satu tindakan yang kami lakukan secara kolektif yakni mengikuti tantangan (challenges) di platform TimeUpForImpact. Teman-teman juga bisa mengikuti tantangan serupa melalui mekanisme berikut:


Pertama, klik tautan ini untuk mengarah pada website platform.

Kedua, jika belum pernah mendaftar, silakan lakukan pendaftaran melalui email atau nomor telpon. Selanjutnya akan dikirim kode verifikasi.

Ketiga, silakan login kembali dan mulailah menjalankan tantangan yang ada.


Beberapa Aspek Penting

Ada beberapa aspek penting yang membuat saya menyukai permainan ini. Aspek-aspek tersebut antara lain:


Pertama, mulai dari diri. Tidak ada perubahan besar yang terjadi jika Anda tidak memulainya lebih dahulu. Atau mengutip kata orang-orang, "untuk mengubah dunia, Anda mesti terlebih dahulu mengubah diri Anda sendiri.


Kedua, sosial budaya. Ternyata permainan ini tidak hanya fokus pada isu lingkungan hidup, tetapi juga pada isu dan dimensi lain yakni sosial kebudayaan. Dimensi-dimensi tersebut dapat diringkas dalam beberapa isu penting seperti aksi melawan mental korupsi, mengatasi hoaks, dan lain-lain.

Ketiga, konsistensi dan variasi permainan yang menarik. Selain fokus pada dimensi yang sudah dijelaskan di atas, aneka permainan tersebut juga menuntut konsistensi, jika bukan, kesetiaan untuk melakukan dan Anda perlu merasa bangga dengan diri sendiri.


Pengalaman Saya

Berikur ini saya coba menceritakan pengalaman saya mengikuti challenge yang ada di platform TimeForImpact. Teman-teman bisa juga mengikuti dengan terlebihdahulu melakukan pendaftaran. 


Oke. Mari kita mulai.


Hari Pertama (Kamis): Mengikuti Akun Baru

Ini tergolong cukup gampang dilakukan, apalagi saya senang berelasi dan membangun hubungan baru dengan orang lain. Tanpa membuat banyak pertimbangan, sejumlah akun masuk dalam list pertemanan baru saya.


Hari Kedua (Jumat): Dukung Aktivisme


Tantangan ini juga tidak terlampau sulit dilakukan karena saya sudah terbiasa melakukan kritik jika ada hal yang berjalan timpang dalam ruang publik. Hal timpang yang dimaksudkan di sini yakni segala sesuatu yang tidak berada dalam koridor kebaikan bersama yang mengancam dan menciptakan diskriminasi bagi orang lain, baik secara ekonomi, sosial dan kebudayaan, maupun politik.


Hari Ketiga (Sabtu): Sadari Pembunuhan Karakter

Inilah bagian paling sulit bagi saya. Meskipun dengan tujuan yang sangat mulia, tidak jarang, perilaku dan pernyataan yang saya tampilkan ke publik justru melukai hati mereka. Ini sesuatu yang mestinya mampu dikontrol oleh siapa pun yang menamai dirinya manusia. Dikatakan demikian karena manusia merupakan makhluk dinamis, yang berkembang dari hari ke hari. Oleh sebab itu, meskipun sulit, tidak berarti itu mustahil.


Meskipun pembunuhan karakter yang dimaksudkan dalam tantangan ini berbentuk ejekan, tetapi saya berpikir bahwa pembunuhan karakter memiliki wajah yang variatif dan dengan bentuk yang tak bisa ditebak. Hal inilah yang membuat saya mestinya bersikap lebih hati-hati ke depan.


Hari Keempat (Minggu): Mengecek Hoaks dan Fake News

Challanges jenis ini sangat relevan bagi saya yang setiap hari bersentuhan dengan informasi di ruang digital. Bagaimana tidak, di abad ini, informasi memainkan peran penting dalam membentuk pengetahuan dan memengaruhi cara berpikir dan bertindak setiap orang. Dengan kata lain, setiap tindakan yang dilakukan selalu berangkat dari mode of thinking atau cara berpikir tertentu. Bahkan dalam kampanye terkait lingkungan hidup, terdapat beragam cara berpikir di balik aksi tersebut.


Senang karena saya bisa ambil bagian dalam tantangan seperti ini. Meskipun tantangan ini sudah saya jalani sebelumnya, namun dengan adanya challenge ini membuat saya semakin konsisten menerapkannya, bukan hanya ketika saya melakukan kerja-kerja akademis semata. 


Hari Kelima (Senin): Tahan Komentar Negatif

Jujur, tantangan ini juga cukup sulit bagi saya mengingat batas antara negatif dan positif cenderung kabur. satu-satunya pedoman yang saya sepakati dengan diri yakni jangan sampai komentar saya melukai hati dan perasaan orang lain. Pedoman inilah yang membuat challenge, sekali lagi, semakin sulit.


Namun, kesulitan hadir bukan untuk digerutui, melainkan diatasi. Itu filosofi mendasar yang perlu saya tanamkan dalam diri untuk hari-hari ke depan. 


Hari Keenam (Selasa): Report Bullying

Dalam definisi yang sangat luas, pembullyan atau perundungan dilakukan persis ketika orang kehabisan cara untuk mendapatkan sesuatu, baik dalam bentuk fisik (barang) maupun mental (kepuasan, harga diri, dan seterusnya) yang selama ini hilang. Bentuknya bisa saja bervariasi tergantung konteks sebuah masyarakat di mana orang hidup. 


Mengenal konseptualisasi ini memungkinkan kita mengidentifikasi akar dari perilaku seperti ini. Dengan kata lain, sebagaimana yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya, setiap perilaku yang ditampilkan cenderung muncul dari cara berpikir (mode of thinking) sebuah masyarakat. Artinya, mustahil membongkar mekanisme ini tanpa mengindentifikasi dan menemukan bagaimana dan melalui cara apa orang berpikir. 


Alih-alih menyalahkan pelaku, saya memiliki cara tersendiri untuk mengatasi fenomena ini. Mengapa demikian? Jawaban paling sederhana yang bsia diberikan di sini yakni: orang yang sering dianggap sebagai pelaku justru adalah korban dari sebuah sistem yang belum mampu ia namai atau ia identifikasi. 


Sebagai komparasi, ilustrasi ini mungkin cukup membantu: 


Tidak sedikit orang pasti akan menghujat orang yang melakukan tindakan aborsi (pada umumnya, itu diarahkan kepada kaum perempuan). Namun, sangat sedikit yang coba berpikir lebih jauh bahwa orang yang melakukan aborsi justru adalah korban dari sebuah sistem masyarakat yang dominan dengan nilai-nilai patriarkis dan maskulinitas. Nilai-nilai seperti ini menjadi panduan umum untuk menilai perilaku manusia, terutama kaum perempuan. 


Kembali ke topik awal, tindakan perundungan perlu diperiksa akar-akarnya. Sebab utama bisa saja berasal dari ketidaaan rekognisi atau pengakuan, krisis ekonomi dalam rumah tangga, krisis kebudayaan, dan berbagai krisis dengan dimensinya masing-masing. Kepekaan atau kemampuan untuk memeriksa segala kemungkinan penyebab tindakan tersebut sangat dibutuhkan, terutama dalam masyarakat yang semakin hari semakin sulit untuk berpikir secara serius tentang apa yang sedang terjadi.


Post-Scriptum

Sebagai catatan akhir, saya menyimpulkan bahwa challenges seperti ini sangat bagus jika dilakukan oleh siapa saja yang berpikir bahwa perubahan dalam hidup merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan. Namun harus hati-hati. Perubahan yang dimaksudkan dalam tulisan ini bukan hanya dalam pengertian adaptif--beradaptasi dengan segala jenis perubahan yang ada. Sebaliknya, perubahan itu dilakukan dengan sikap yang rasional dan selektif.


Selektif berarti orang dibiasakan untuk memikirkan berbagai alternatif yang ada dan coba membuat pertimbangan sebelum mengambil keputusan tertentu. Tindakan memilih dan memilah itu perlu dilakukan secara hati-hati sambil memikirkan apa saja konsekuensi logis jika memilih A dan bukan B, atau sebaliknya. 


Akhirnya, jika Anda tertarik, selamat mencoba tantangan-tantangan di atas dan berubahlah secara sadar dan konsisten demi masa depan bumi dan peradaban manusia.

Yohanes W Hayon
Malas makan, rakus membaca, minder bertemu perempuan cantik, dan ingin menjadi dongeng

Baca juga

Post a Comment

Arsip Juara Kompetisi